ndak terasa sudah sebulan saya di negeri jiran. sebulan tinggal di jiran bukan balik datang balik seperti sebelumnya, melainkan menetap :)
dan saya merasa perlu menuliskan sebulan di jiran ini, cuma sekedar pengingat saja, buat diri saya :) bahwa sebulan saya menemani suami, menjadi ibu rumah tangga dengan tagar #istrisholekah seperti yang sering saya tulis di status status facebook saya, meskipun disela sela itu masih sesekali saya mengeluarkan tagar #istrikeparat kalau sedang ingin mengingatkan atau mentertawakan diri sendiri :)
sebulan di jiran dengan peran sebagai ibu rumah tangga ya sama sajalah dengan ibu rumah tangga di tanah air :) malah saya lebih ongkang ongkang kalau di tanah air, maklum delivery banyak tersedia dan semua cocok dengan selera dan bala bantuan? oh ada mbak cuci yang datang 2x seminggu :) di jiran? label yang melekat memang #nyonyahekspat tapi pekerjaannya ya sama saja, :) ibu rumah tangga ya begitu itulah pekerjaannya uplek uplek ndak selesai selesai :) eh tapi ini saya bukan ngresulo, karena saya enjoy sumarkenjoy (maksudnya sangat menikmati) dengan semua ini :)
berbicara tentang ibu rumah tanggah saya kemudian teringat banyak hal sejak saya memutuskan untuk berprofesi ini :) jika anda memilih profesi ibu rumah tangga, maka sedikitnya akan ada 1 pertanyaan menghampiri anda, dari sekian ribu pertanyaan oleh sekian ratus orang yang berbeda... (nah ini mulai lebay hahahaha) dan saya juga ndak luput dari sekian banyak pertanyaan, yang kemudian saya ringkas menjadi 3, ya kurang lebihnya begini :)
- kok jadi ibu rumah tangga? ndak sayang ya sudah sekolah tinggi tinggi?
- memangnya kegiatannya apa kalau di rumah?
- kerasan menemani suami?
nah dari 3 pertanyaan itu saya sudah terbiasa menyiapkan senyum paling manis jika diutarakan secara langsung, dan menyiapkan banyak emoticon senyum meringis tertawa jika ditanyakan secara tertulis :)
saya sendiri sering sih menulis tentang ibu rumah tangga, pilihan profesi ini dan segala konsekwensi yang menyertainya, bukan mau berlagak suci dan paling benar atau paling hebat, sama sekali tidak, wanita bekerja punya prestasi sendiri dan ibu rumah tangga juga harus punya kebanggan dan prestasi :) meskipun mungkin tidak pernah dilombakan :)
yang jelas saya bangga dengan pilihan saya, ndak menyesal sekolah tinggi meskipun larinya mengurus rumah tangga, karena saya kan harus ciamik mengatur rumah tangga, lha sekolah tinggi kalo rumah tangganya semrawut,malah repot :) sudah belajar ilmu manajemen masak ngatur rumah tangga masih gak bener? :)
kalau masalah kegiatan, woh... kegiatan ibu rumah tangga banyaaaaaak, jangan kuatir sama kita, dan ibu rumah tangga seharusnya terlatih untuk create kegiatannya sendiri, create dan manage :) selesai nyapu, nganggur? bisa nyoba2 resep, bisa nyetrika nulis atau interaksi via dunia maya memperbanyak jaringan... banyak waktu banyak pekerjaan jadi jangan pernah tanya kegiatan pada ibu rumah tangga :) setidaknya kami punya kemewahan bekerja dengan daster atau tidur siang hahahaha :)
dan yang terakhir, kalau ditanya kerasan atau tidak? maka saya teringat pelajaran biologi jaman smp, dijelaskan bahwa ciri mahluk hidup itu bisa menyesuaikan dengan lingkungannya, selalu mencari cara untuk survive, nah karena saya mahluk hidup, maka saya ya harus survive :) harus kerasan, apalagi ikut suami :) ketika saya memilih menikah saya sudah tahu konsekwensi saya, bahwa ada kemungkinan saya berhenti bekerja dan menginthili kemana suami pergi :) plus dengan catatan superbesar "KERASAN dimanapun saya berada" ya harus seperti lagu pramuka itu lah : disini senang disana senang dimana mana hatiku senang :) maka tidak ada kata TIDAK kerasan dari seorang istri ketika menemani suaminya bertugas :) yang ada hanya kata HARUS :)
maka tulisan ini adalah pengingat bagi saya, bahwa saya memilih menjadi ibu rumah tangga secara sadar tanpa paksaan dan menerima konsekwensinya :) saya hepi hepi apalagi disini, di negeri jiran :) karena yang ada dalam pikiran saya, saya akan mengelilingi semenanjung :) saya akan mendatangi 11 negeri disini :)
semoga ya.... ada rejeki kesempatan dan kewelasan dari si papah :)
terakhir, saya baik baik saja di jiran :) saya hepi hepi joy joy dan memang rasa itu ndak pernah berubah sejak pertama kali akad itu diucapkan :)